Anda melihat mata ku
Dan aku menjadi emosional di dalam
Aku tahu ini gila
Tapi Anda masih bisa menyentuh hatiku
Dan setelah sekian lama
Anda akan berpikir bahwa aku.. Aku tidak akan merasakan hal yang sama
Tapi seiring berjalannya waktu..
Rasa itu berubah dan menjadi sangat dalam
tapi keadaan ini tak merubah apapun
Aku masih percaya..
Suatu hari kau dan aku
Akan menemukan diri kita dalam cinta lagi
Aku bermimpi!!
Bahwa akhirnya akan bahagia
Aku masih percaya bahwa kita bisa bersama
Jika kita percaya bahwa cinta sejati tidak pernah berakhir
Maka kita harus tahu bahwa kita akan cinta lagi.
♥ u :')
Sunday, 21 August 2011
Thursday, 4 August 2011
Menunggu=Bosan??
mengapa menunggu bisa menjadi hal yang membosan bagi kebanyakan orang?
1. tidak ada kegiatan yang berarti yang mengisi masa penantian itu.
Kebanyakan orang menantikan sesuatu tanpa ada kegiatan lain yang mengisinya, contohnya,menanti teman yang tak kunjung datang,dalam antrian tiket tanpa melakukan apa-apa selain menanti,dll.Mereka hanya duduk atau berdiri bengong, melihat ke sana kemari, kadang-kadang memainkan ponsel ataupun online di facebook atau twitter untuk mengisi kebosanan.Hal ini membuat penantian terasa sangat panjang dan membosankan, apalagi jika terjadi penundaan. Mengisi masa penantian dengan kegiatan yang berarti, seperti membaca, menulis, mengadakan obrolan yang membangun orang lain (aseek), atau hal positif lainnya, akan sangat menolong bagi kita untuk mengatasi kebosanan dalam masa-masa penantian.
2. tidak ada teman “senasib” selama masa penantian itu.
Tidak ada teman “senasib” selama masa penantian bisa juga merupakan faktor penyebab kebosanan dalam menanti. Ketika memiliki teman “senasib” minimal kita bisa mengurangi kebosanan dengan ngobrol, atau berkegiatan yang cukup asik.Tetapi terkadang kebosanan itu tetap saja melanda sekalipun memiliki teman “senasib” ketika pikiran terfokus pada bosannya penantian itu sendiri sehingga obrolan pun isinya adalah curhat tentang betapa lamanya yang ditunggu tersebut, mengapa belum juga tiba. Punya teman “senasib” sepenantian pun menjadi percuma ketika masing-masing lebih suka berdiam diri dan tidak suka untuk memulai pembicaraan yang berarti.
3. tidak ada kejelasan batas waktu akhir penantian
Tidak adanya kejelasan batas waktu akhir penantian bukan hanya membuat bosan, tetapi juga memancing geram dan berang, kegelisahan serta putus asa jika kita diperhadapkan pada tidak adanya pilihan lain selain tetap menunggu yang “tak jelas” kapan akhir dari penantian tersebut. Bukankah banyak orang diperhadapkan pada penantian kehadiran seorang buah hati dalam keluarga mereka, penantian tibanya jodoh yang diberikan Tuhan, penantian akan adanya perubahan posisi pada kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya? Penantian-penantian seperti itu harus dialami selama bertahun-tahun tanpa kepastian kapan terwujud. Penantian yang amat panjang. Dalam penantian ini, Tuhan pun tidak mau kita menanti dengan “menganggur” atau “bengong” atau kegiatan lain yang sia-sia. Ia ingin kita mengisi penantian itu dengan sesuatu yang berarti, yang berharga, yaitu hidup bagi Dia, untuk melakukan kehendakNya, bekerja bagi Dia dan ikut menyatakan kemuliaanNya bagi dunia. Berkutat dan berfokus pada “penantian-penantian kecil” di dunia hanya akan membiaskan tujuan penantian kita yang utama. Harus diakui hal ini tidak mudah, karena ada harapan-harapan kebahagiaan yang kita taruh atas “penantian-penantian kecil” tersebut. Tuhan menginginkan kita menaruh pengharapan yang kekal, yaitu Dia sendiri. Dengan meletakkan fokus penantian kita pada Kristus, maka Dia akan menuntun kita untuk melihat dan memahami makna “penantian-penantian kecil” kita juga, bahwa sesungguhnya tiap bagian kehidupan yang kita alami, termasuk penantian, merupakan bagian pembelajaran dan pembentukan yang Dia kerjakan atas kehidupan pribadi kita masing-masing. Tuhan menolong kita dalam penantian kita.
chrovelisa: *penantian-penantian kecil yang belum pasti akan terjadi,masih di nanti sampai hari ini* :)
Subscribe to:
Posts (Atom)